DAO Governance: Kelanjutan Desentralisasi Kekuasaan dan Eksperimen Sosial Baru

Dalam bidang kripto, tata kelola DAO adalah konsep yang sangat dihormati. Untuk mempelajari lebih dalam tentang tata kelola DAO, kita terlebih dahulu perlu memahami proses evolusi tata kelola di dunia nyata.

Istilah "Governance" berasal dari bahasa Latin klasik, yang pada awalnya berarti kontrol, panduan, dan manipulasi, merujuk pada pelaksanaan wewenang dalam ruang lingkup tertentu. Ini melibatkan suatu proses politik, yaitu mencapai konsensus atau pengakuan dalam bidang di mana berbagai kepentingan coexist, untuk melaksanakan suatu rencana. Awalnya, governance terutama adalah alat pemerintah, yang digunakan untuk mengatur perilaku pemerintah.

Pada tahun 1990-an, seiring dengan berkembangnya berbagai organisasi otonomi sosial dan peningkatan pengaruhnya terhadap kehidupan publik, kalangan akademis mulai memikirkan kembali hubungan antara pemerintah dan pasar, serta pemerintah dan masyarakat. Bidang manajemen publik mulai muncul, dan konsep tata kelola mulai memasuki pandangan masyarakat.

Melihat sejarah, desentralisasi kekuasaan adalah proses yang bertahap. Dalam masyarakat primitif, karena pria memiliki keunggulan dalam berburu, ditambah dengan perempuan yang merupakan sumber reproduksi yang penting, terbentuklah apa yang disebut "masyarakat matriarkal". Setelah memasuki peradaban pertanian, keunggulan pria dalam bertani semakin menonjol, dan masyarakat patriarkal mulai terbentuk. Seiring dengan perkembangan masyarakat, dari suku ke negara bagian, hingga pembentukan pemerintahan dunia, perang menjadi faktor inti lain bagi pria untuk memperoleh kekuasaan yang dominan. Pria elit menjadi bangsawan, raja, menguasai sebagian besar sumber produksi dan sumber reproduksi.

Di era industri, terutama di era informasi saat ini, pentingnya aktivitas mental semakin menonjol. Sejak munculnya berbagai pemikiran progresif 100 tahun yang lalu, telah dimulai pelepasan besar-besaran terhadap hak dan pemikiran seluruh umat manusia. Orang biasa dapat melalui kecerdasan dan kemampuan mereka, memiliki lebih banyak kesempatan untuk terlibat dalam subjek yang ingin mereka kelola, yang merupakan langkah penting dalam aspek kesetaraan dalam tata kelola.

Dunia blockchain melanjutkan tren desentralisasi kekuasaan di dunia nyata. Munculnya DAO adalah eksperimen model sosial baru untuk desentralisasi kekuasaan melalui perkembangan teknologi. Blockchain memiliki sifat finansial dan tata kelola yang alami, Token tidak hanya dapat menangkap nilai protokol, tetapi juga dapat digunakan untuk pemungutan suara dalam tata kelola. Mekanisme ini lebih lanjut melepaskan kekuasaan, merupakan gagasan awal saat DAO lahir.

Meskipun desentralisasi kekuasaan dapat mengumpulkan lebih banyak pemikiran dan menghasilkan lebih banyak benturan, hal ini juga membawa kesulitan dalam penetapan dan pelaksanaan aturan pemerintahan. Namun, jika kekuasaan yang cukup terdesentralisasi dapat dikumpulkan untuk mencapai tujuan bersama, kekuatan konsensus ini pasti dapat menciptakan peristiwa yang mengganggu. DAO adalah upaya untuk mengejar kekuatan pengumpulan ini, dengan terus-menerus melakukan desentralisasi dan pengumpulan untuk mencapai terobosan besar.

Saat ini, penelitian mengenai tata kelola DAO terutama terfokus pada bidang kripto, dan masih berada pada tahap awal, menghadapi banyak masalah. Belum ada terobosan signifikan dalam hal desentralisasi kekuasaan. Namun dari sudut pandang sejarah, eksperimen sosial ini bersifat berkelanjutan. Sejauh mana generasi kita dapat mengembangkan DAO, dan seberapa banyak informasi berharga yang dapat disediakan untuk dunia nyata, tergantung pada ketahanan dan keberanian kita. Tata kelola DAO bukanlah sebuah hasil, melainkan sebuah proses jangka panjang.